Sabtu, 12 Maret 2011

Kalau kamu bisa mentraktir orang lain, berarti kamu 'lebih'

Karena baca dari salah satu tulisan inspired inilah, sekarang kebiasaan saya untuk mentraktir orang sudah tidak bisa saya hilangkan (memang ngga pengen saya hilangkan). Apakah saya hanya traktir mereka yang sosial statusnya di bawah saya? TIDAK! Seringkali saya mentraktir mereka yang jauh lebih kaya raya dibandingkan saya. Koq bisa? Bukannya enakan ditraktir?

Pemikiran saya bukan begitu. Saya berpikir, "Harga makanan yang saya bayar, murah banget dibandingkan waktu yang dia berikan untuk mau makan sama saya."

Dalam konteks ada yang ulang tahun saja, saya selalu tidak ingin melontarkan pertanyaan iseng seperti yang sering dilakukan oleh banyak orang, "Wah ultah, kapan nih traktir2nya?"

FYI aja, di Amerika... yang ultah itu yang ditraktir oleh teman-temannya! Koq bisa? Kalau menurut saya make sense. Yang ultah kan mau senang2, koq malah disuruh ntraktir? Kaya seolah-olah untuk bisa bareng teman-temannya, teman2nya harus 'dibeli'... harus ditraktir. Semakin kaya seseorang, semakin perayaannya meriah.

Coba bayangkan kalau sistemnya dibalik. Yang ultah yang ditraktir oleh teman-temannya. Yang ultah akan benar2 senang. Dan berapa sih biaya untuk traktir makanan 1 orang, kalau dibagi misal ber-10 atau ber-20?

Dalam dunia bisnis pun seperti itu... orang yang ngga 'hitung2an' akan lebih mudah untuk mendapatkan teman (lebih kuat daripada hanya network). Dan ini pasti berimbas ke bisnisnya.

Biasakan dari sekarang untuk ngga 'hitung2an', biasakan untuk memberi, bukan menunggu untuk diberi. Berusahalah untuk menjadi orang yang 'lebih'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar